Sang Pengembara

Sang Pengembara
Hilfa Syafputra

Jumat, 20 Agustus 2010

Giring Giring Perak : Episode 20 Terpotong

Kami mohon maaf, karena kerusakan yg terdapat pada buku yg kami miliki Episode ke 20 ini hanya dapat kami tampilkan sebagian
...
cukup banyak anak buah kami di sana...."
"Kematian dibalas kematian?"
"Ya"
"Bagaimana dengan rombongan Datuk ini, yang juga banyak yang mati hari itu?"
"Itu urusan mereka untuk membalaskannya. Apakah mereka mampu atau tidak untuk mem-balas"
"Kalau mereka tak mampu?"
"Hukum rimba berlaku. Siapa yang kuat dia yang berkuasa"
"Lalu bagaimana dengan puluhan atau ratusan orang yang telah kalian rampok dan kalian sembelih di bukit itu selama puluhan tahun ini?"
"Kalau mereka ingin membalas, silahkan datang ke sana!"
Si Giring-Giring Perak tersenyum tipis. Mereka bertatapan. Dan Pandeka Sangek ingin memulai perkelahian ini. Dia tahu bahwa dia berada di pihak yang menang.
Anak muda itu terpaksa melindungi pengungsi-pengungsi tersebut. Terlebih lagi dia harus melindungi perempuannya. Dia melihat tadi betapa salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang paling muda, dan yang paling cantik pula, mende-kap anak muda itu ketika mula-mula muncul.
nan, kelemahan itu akan dia pergunakan. Betapapun jua, serangan harus diarahkan pada dua sasaran. Pertama pada anak muda itu sendiri, dan yang kedua pada para pengungsi itu untuk memecah konsentrasi anak muda tangguh ini.

Dengan perhitungan demikian, Pandeka Sangek mengibaskan tangan memberi isyarat.Bagi Si Giring-Giring Perak maupun Datuk sipasan belum bisa menduga apa arti kibasan tangan penguasa dari Gunung Rajo itu, ketika tiba-tiba seluruh suluh dan damar yang nyala mengeli-lingi mereka pada padam serentak!

Tidak ada komentar: